Fakta Berang-berang: Ciri-ciri, Habitat, dan Jenisnya

Posted on

Berang-berang atau lutrinae merupakan salah satu mamalia paling menarik di dunia. Satwa ini, memiliki sikap dan perilaku yang unik, sehingga seringkali digunakan sebagai objek penelitian dalam berbagai bidang, termasuk ekologi dan perlindungan lingkungan.

Hewan tersebut memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain, yaitu kemampuan sebagai pengrajin alam. Lutrinae dapat membuat bendungan air yang rumit dan terorganisir dengan sangat baik.

Selain itu, keberadaannya dalam ekosistem air tawar memiliki peran sangat penting. Upaya konservasi dan pemahaman mendalam terkait lutrinae sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian populasi, serta menjaga habitat dari ancaman kepunahan.

Karakteristik dan Sifat Berang-berang atau Lutrinae

Karakteristik dan Sifat Berang-berang atau Lutrinae

Lutrinae adalah mamalia yang bisa hidup di darat maupun air, memiliki karakteristik dan sifat seperti berikut ini.

1. Ciri-ciri fisik

Sebagian besar jenis lutrinae memiliki tubuh panjang dan ramping dengan kaki pendek, ekor panjang, serta leher yang fleksibel. Bulu sangat tebal dan halus untuk membantu menjaga suhu tubuh di air dingin.

Kepala besar dengan telinga rendah di sisi kepala. Cakar tajam dan kuat berguna untuk meraih mangsa seperti ikan. Jari-jari kaki berkulit, mirip dengan selaput untuk membantu berenang dengan lancar.

2. Hidup di air tawar

Lutrinae sangat terampil dalam berenang dan biasanya memilih habitat air tawar, seperti sungai atau danau sebagai tempat tinggal. Di tempat ini, tersedia sumber makanan yang melimpah, terutama ikan, kepiting, siput, dan lainnya.

3. Hidup berkelompok

Di dalam satu kelompok terdiri dari anggota keluarga, mencakup induk dan anak-anaknya. Mereka adalah hewan sosial yang kolaboratif dalam berburu, bermain, dan menjaga wilayah.

Keluarga lutrinae saling terikat erat, dan saling membantu dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Mereka dapat berkomunikasi satu sama lain melalui suara, gestur tubuh, dan kontak fisik. Cara ini, dilakukan untuk mempertahankan kohesi kelompok.

Kehidupan berkelompok bermanfaat untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup dan perlindungan terhadap predator. Selain itu, mereka seringkali memiliki wilayah yang dipertahankan dan dilindungi bersama dari kelompok lain.

4. Pintar dan cerdas

Lutrinae memiliki otak yang besar dan kompleks. Mereka dapat menggunakan tangan dengan sangat baik untuk berbagai aktivitas, seperti mencari makanan dan membangun sarang.

Lutrinae juga dapat menggunakan alat-alat sederhana untuk membantu dalam berburu dan makan, seperti memakai batu untuk memecah kerang atau tulang ikan. Inilah yang membuat mereka dikenal sebagai hewan pengerat yang paling cerdas di dunia.

Selain itu, mamalia tersebut juga sering menunjukkan kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks. Misalnya, dapat mencari jalan keluar dari jebakan atau membuat rumah baru dari bahan-bahan yang tersedia.

Habitat Asli Lutrinae

Habitat Asli Lutrinae

Lutrinae sering kali ditemukan di daerah dengan banyak vegetasi dan air bersih dan mengalir. Mereka memiliki kemampuan membangun bendungan untuk berlindung dan mencari makan.

Berikut adalah habitat yang dipilih oleh lutrinae.

1. Sungai

Sungai menyediakan sumber makanan berang-berang yang melimpah, seperti ikan, kerang, atau udang. Habitat ini, aman untuk berlindung dari serigala atau coyote. Mereka dapat membuat bendungan di tepi sungai untuk bersembunyi.

Biasanya, lutrinae memilih sungai dengan air bersih dan tidak tercemar, serta aliran yang tidak terlaku deras. Aliran air yang stabil memudahkan mereka dalam bergerak atau berenang untuk berpindah tempat.

2. Danau

Selain menyediakan sumber makanan melimpah, danau adalah lingkungan yang tenang dan terlindung. Ini penting bagi lutrinae untuk berkembang biak dan membesarkan anak mereka.

Danau cenderung memiliki suhu yang stabil dan kadar oksigen konstan. Kondisi tersebut ideal untuk tempat hidup lutrinae. Lingkungan ini cukup luas, sehingga dapat ditinggali kelempok dalam jumlah besar.

Selain itu, di sekitar danau lebih mudah mendapatkan batang, kayu, ranting, dan tanaman untuk membangun bendungan. Di lingkungan ini, mereka bisa membuat tempat berlindung dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 3 meter.

3. Rawa

Rawa merupakan tempat ideal untuk mencari makanan karena terdapat berbagai hewan air yang hidup di dalamnya. Lutrinae sering kali membawa makanan ke dalam sarang, mereka dapat membantu menyebarkan benih tanaman di rawa.

Keberadaan hewan pengerat ini, membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Sebagai predator bagi hewan air, keberadaannya membantu menjaga keseimbangan populasi hewan lain yang hidup di rawa.

4. Hutan bakau

Hutan bakau yang lebat menjadi tempat berlindung bagi lutrinae dari buaya atau burung predator. Akar pohon dan air berlumpur membuat sulit dijangkau oleh pemangsa.

Hutan bakau yang tenang menyediakan tempat yang aman untuk melindungi kelompok. Akar pohon menciptakan tempat yang ideal untuk membangun bendungan berang-berang dan berlindung dari bahaya.

Jenis-jenis Lutrinae

Berikut ini, spesies lutrinae yang ditemui di Indonesia, dan termasuk dalam satwa yang dilindungi.

1. Lutra sumatrana

Lutra sumatrana

Lutra sumatrana atau berang-berang hidung berbulu ditemui di beberapa negara, termasuk Indonesia, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Malaysia.

Lutra sumatrana terancam punah karena hilangnya habitat dan perburuan. Mereka tidak lagi memiliki tempat hidup karena penebangan hutan dan pengembangan. Satwa ini, juga diburu untuk diambil bulu dan dagingnya.

Lutra sumatrana merupakan spesies lutrinae terkecil di dunia, dengan berat rata-rata hanya 5 kg. Memiliki bulu coklat tua yang tebal dan hidung panjang dan runcing. Dikenal sebagai perenang yang sangat baik dan menghabiskan sebagian besar waktu di air.

Taman Nasional Gunung Leuser didirikan untuk melindungi habitat lutra sumatrana. Mereka dipelihara dalam penangkaran, sebelum dilepaskan kembali ke alam liar.

2. Lutrogale perscipillata

Lutrogale perscipillata

Lutrogale perscipillata atau berang-berang bulu licin tersebar di negara India, Nepal, Bhutan, Pakistan, dan Bangladesh. Di Indonesia, satwa tersebut ditemukan di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Spesies ini, cenderung memilih tempat hidup yang luas, seperti sungai berbatu besar, danau, hutan bakau, atau rawa gambut. Lutrogale perscipillata merupakan jenis terbesar yang ditemukan di Indonesia.

Rata-rata tubuh lutrogale perscipillata mencapai 107 sampai 130 sentimeter dengan berat sekitar 7 sampai 12 kilogram. Memiliki tubuh lebih pendek dan halus. Makanan utama mereka adalah ikan. Namun, tidak jarang juga memangsa kepiting, udang, katak, serangga, atau bahkan burung.

3. Lutra-lutra

Lutra-lutra

Keberadaan berang-berang Eurasia atau lutra-lutra hmapir terancam. Populasi mereka mengalami penurunan di beberapa wilayah karena kehilangan habitat dan perburuan. Namun, di beberapa wilawah, populasi mereka kembali meningkat.

Lutra-lutra memiliki panjang tubuh sekitar 1 meter, dengan berat mencapai 8 kg. Mereka memiliki postur yang panjang dan ramping. Memiliki bulu tebal dan tahan terhadap air.

Lutra-lutra memiliki ekor yang panjang dan berotot. Ini digunakan untuk membantu berenang dan menyelam.

Lutrinae memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, terutama ekosistem air tawar. Hewan tersebut dapat membantu mengontrol populasi hama, serta berperan dalam penyebaran benih tanaman.

Pelestarian habitat berang-berang menjadi semakin penting karena keberadaannya mendukung keberlanjutan hutan. Mempertahankan satwa yang terancam punah ini, merupakan tanggung jawab bersama.