Harimau Sumatra: Asal Usul, Habitat, Penyebaran dan Jenisnya

Posted on

Harimau Sumatra, sebagai salah satu subspesies harimau yang mendiami pulau Sumatera, Indonesia. Binatang buas ini memiliki ciri-ciri khas berupa tubuh relatif kecil, warna kulit gelap, dan pola loreng rapat. Sayangnya, keberadaannya terancam punah akibat aktivitas perburuan dan penghancuran habitatnya.

Keberadaan harimau Sumatra memiliki nilai ekologis yang signifikan dan menjadi salah satu warisan alam Indonesia yang patut dilestarikan. Fungsi ekologisnya terbukti dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keanekaragaman hayati di pulau Sumatera.

Selain itu, harimau ini juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang tinggi, memberikan identitas khusus bagi warga Sumatera. Oleh karena itu, perlindungan dan upaya konservasi perlu terus dilakukan untuk memastikan kelangsungan hidup harimau dan menjaga keberlanjutan kehidupan alam di pulau tersebut.

Sejarah dan Asal Usul Harimau Sumatra

Sejarah dan Asal Usul Harimau Sumatra

Harimau Sumatra (Panthera tigris sondaica) adalah salah satu dari sembilan subspesies harimau yang pernah ada di dunia. Harimau ini berasal dari kelompok harimau Sunda, yang juga mencakup harimau Jawa dan harimau Bali yang sudah punah.

Nama ilmiah harimau Sumatra adalah Panthera tigris sondaica, yang mengacu pada nama kuno pulau Sumatera, yaitu Swarna Dwipa atau Pulau Emas. Harimau Sumatra juga memiliki nama lokal, seperti rimau, macan, atau macan tutul.

Harimau Sumatra ini diyakini telah berevolusi dari harimau Asia sekitar 12.000 hingga 6.000 tahun yang lalu, ketika permukaan laut naik dan memisahkan pulau-pulau di kawasan Sunda Besar. Harimau ini, pertama kali dideskripsikan oleh ahli zoologi Jerman, Hermann Schlegel, pada tahun 1844.

Harimau kemudian beradaptasi dengan lingkungan pulau Sumatera, yang memiliki iklim tropis, hutan lebat, dan mangrove. Mereka juga mengalami perubahan fisik, seperti ukuran tubuh yang lebih kecil, warna kulit yang lebih gelap, dan pola loreng yang lebih rapat.

Habitat Harimau Sumatra

Habitat harimau Sumatra berada di berbagai jenis tempat di pulau Sumatera. Yakni mulai dari hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan rawa, hingga hutan pantai.

Harimau ini dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda, asalkan memiliki sumber makanan yang cukup. Harimau ini biasanya menghuni kawasan hutan yang terpencil dan jarang dijamah manusia. Tentu saja, lokasinya juga harus terlindung dari gangguan manusia.

Beberapa habitat harimau Sumatra yang terkenal adalah:

Taman Nasional Kerinci Seblat

Taman Nasional Kerinci Seblat

Ini merupakan kawasan konservasi Harimau Sumatra terbesar di Sumatera, yang meliputi empat provinsi, yaitu Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki luas sekitar 13.791 km2.

Taman nasional ini terdiri dari hutan hujan tropis, hutan pegunungan, danau, sungai, dan gunung berapi. Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan habitat bagi sekitar 165 ekor harimau Sumatra, yang merupakan populasi terbesar di dunia.

Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional Gunung Leuser

Taman nasional ini merupakan kawasan konservasi yang terletak di dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Utara. Taman Nasional Gunung Leuser memiliki luas sekitar 9.500 km2, yang terdiri dari hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan, hutan rawa, dan hutan pantai.

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan habitat bagi sekitar 110 ekor harimau Sumatra. Taman ini merupakan populasi kedua terbesar di dunia.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Ini adalah kawasan konservasi yang terletak di tiga provinsi, yaitu Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki luas sekitar 3.568 km2, yang terdiri dari hutan hujan dataran rendah, hutan pegunungan, dan hutan pantai.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan habitat bagi sekitar 40 ekor harimau Sumatra. Dengan demikian, taman nasional ini merupakan populasi ketiga terbesar di dunia.

Penyebaran Harimau Sumatra

Penyebaran Harimau Sumatra

Harimau asli Sumatra hanya hidup di pulau Sumatera, Indonesia. Harimau ini tersebar di 12 provinsi di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Banten.

Menurut data dari World Wildlife Fund (WWF), populasi harimau Sumatra diperkirakan sekitar 400 ekor pada tahun 2018. Populasi harimau Sumatra mengalami penurunan drastis dari sekitar 1.000 ekor pada tahun 1978.

Penurunan populasi harimau Sumatra disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya seperti perburuan, perdagangan ilegal, konflik dengan manusia, dan penghancuran habitat.

Beberapa kawasan penyebaran harimau Sumatra yang terancam adalah:

Riau

Riau merupakan provinsi dengan tingkat deforestasi tertinggi di Indonesia, yang mencapai 65% pada tahun 2009. Deforestasi di Riau disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, kertas, dan kayu. Deforestasi di Riau mengancam habitat harimau Sumatra, yang diperkirakan sekitar 100 ekor.

Aceh

Aceh merupakan provinsi dengan tingkat konflik harimau-manusia tertinggi di Indonesia, yang mencapai 129 kasus pada tahun 2018. Konflik di Aceh ini disebabkan oleh perluasan pemukiman, pertanian, dan pertambangan. Konflik ini mengancam keselamatan harimau, yang diperkirakan sekitar 150 ekor.

Lampung

Lampung adalah provinsi dengan tingkat perdagangan ilegal harimau Sumatra tertinggi di Indonesia, yang mencapai 23 kasus pada tahun 2018. Perdagangan ilegal harimau Sumatra di Lampung disebabkan oleh permintaan tinggi dari pasar gelap, baik dalam maupun luar negeri.

Perdagangan ilegal harimau Sumatra di Lampung mengancam keberadaan harimau Sumatra, yang diperkirakan sekitar 50 ekor. Untuk itu, upaya pelestarian menjadi hal yang sangat urgent untuk dilakukan.

5 Langkah Upaya Pelestarian Harimau Sumatra

Untuk melindungi sang raja hutan, perlu dilakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah seperti berikut:

Melindungi Habitat Harimau Sumatra

Melindungi Habitat Harimau Sumatra

Upaya ini melibatkan peningkatan status konservasi kawasan hutan yang menjadi habitat harimau Sumatra, seperti Taman Nasional, Cagar Alam, atau Suaka Margasatwa. Perlindungan hukum dan pengelolaan yang baik dapat diimplementasikan di kawasan-kawasan ini.

Mengurangi Konflik Harimau-Manusia

Mengurangi Konflik Harimau-Manusia

Langkah ini mengarah pada meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian harimau Sumatra dan mengurangi konflik dengan mengadopsi program alternatif penghidupan, seperti ekowisata, agroforestri, atau peternakan berkelanjutan.

Menghentikan Perburuan dan Perdagangan Ilegal

Menghentikan Perburuan dan Perdagangan Ilegal

Upaya pencegahan, penindakan, dan penegakan hukum terhadap perburuan dan perdagangan ilegal harimau Sumatra merupakan langkah kunci. Kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat internasional perlu ditingkatkan.

Di sisi lain,, kampanye dan advokasi untuk mengubah perilaku masyarakat terhadap harimau Sumatra menjadi bagian penting dari strategi ini.

Melakukan Penelitian dan Pemantauan

Melakukan Penelitian dan Pemantauan

Penelitian dan pemantauan harimau Sumatra menggunakan metode non-intrusif, seperti kamera jebakan, radio telemetri, dan analisis DNA. Ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang akurat tentang status dan ancaman harimau Sumatra.

Konservasi Eks Situ Harimau Sumatra

Konservasi Eks Situ Harimau Sumatra

Program konservasi eks situ harimau Sumatra di kebun binatang, pusat rehabilitasi, atau tempat perlindungan bertujuan untuk menyelamatkan harimau yang terancam. Upaya ini sekaligus meningkatkan populasi melalui penangkaran dan reintroduksi.

Perhatian terhadap kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan harimau. Termasuk juga kerjasama internasional dalam pertukaran genetik dan pengalaman menjadi aspek utama dalam konservasi ini.

Harimau asal Sumatra memegang peranan penting dalam ekosistem pulau Sumatera dan menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan alam Indonesia. Namun, keberadaannya kini terancam oleh berbagai ancaman, termasuk deforestasi, perburuan ilegal, dan konflik dengan manusia.

Upaya pelestarian yang komprehensif, seperti melindungi habitat alami harimau Sumatra, mengurangi konflik harimau-manusia, dan menghentikan perburuan ilegal, menjadi langkah krusial untuk memastikan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, upaya ini sangat penting untuk menjaga eksistensi mereka.