10 Jenis Ular Sawah Berbahaya yang Bisa Masuk ke Rumah!

Posted on

Apabila memiliki rumah dekat dengan sawah, tentu harus waspada karena ular sawah bisa masuk. Seperti namanya, spesies ular ini berhabitat di area persawahan. Berperan sebagai penyeimbang ekosistem karena dapat memangsa tikus yang menjadi hama perusak tanaman.

Spesies ini memiliki banyak jenis, beberapa diantaranya berbisa namun ada juga yang tidak. Namun kehadiran spesies ini cukup mengganggu karena dianggap berbahaya. Walaupun tidak berbisa, gigitan ular dapat menyebabkan luka serius. Untuk itu penting mengenali jenisnya agar terhindar dari bahaya.

Jenis Ular Sawah yang Sering Ditemukan Di Indonesia

Ciri ciri ular sawah adalah memiliki tubuh yang ramping dan panjang serta warna mencolok. Panjang tubuhnya sekitar 50-90 cm, walaupun beberapa diantaranya ada yang tumbuh hingga 1 meter lebih.

Bagian tubuhnya dilapisi sisik dan berkilau dengan corak yang bervariasi. Matanya besar dan memiliki pupil bundar. Spesies ini menghuni lahan basah seperti rawa, pinggiran sungai, dan sawah. Terdapat beberapa jenis ular persawahan yang perlu diketahui. Berikut diantaranya.

1. Ular Sanca Kembang

Sanca Kembang

Sanca kembang merupakan ular terpanjang yang ada di dunia. Tubuhnya bisa tumbuh sampai 10 meter dengan berat mencapai 270 kg. Pola sisiknya terlihat unik dan mencolok. Mirip dengan bentuk jala berwarna hitam dan cokelat.

Selain di persawahan, ular ini biasa ditemukan di area padang rumput dan hutan tropis. Spesies ini sering berkamuflase menggunakan air untuk menyergap mangsanya. Pakan utamanya adalah burung, reptil, dan mamalia kecil.

Apabila sudah dewasa jenis makanannya berubah menjadi rusa, babi hutan, anjing, dan monyet. Sanca kembang termasuk dalam kelompok ular tidak berbisa. Namun memiliki lilitan yang bisa mematikan.

2. Ular Jali

Ular Sanca Kembang

Banyak yang bertanya terkait ular sawah apakah berbahaya. Spesies ini terdiri dari beberapa jenis yang beberapa diantaranya berbahaya bagi manusia, namun ada juga yang tidak. Ular jali merupakan salah satu varietas yang tidak berbahaya.

Warna tubuhnya menarik karena dapat berubah-ubah, mulai dari perak, abu-abu, dan coklat orange. Umumnya ular jali hidup di area pertanian dan hutan yang memiliki ketinggian 3000 meter. Ular jali lebih suka aktif pada siang hari untuk beraktivitas dan mencari mangsa.

Pakannya antara lain seperti katak, tikus, dan hewan vertebrata berukuran kecil lainnya. Panjang tubuh ular ini ketika dewasa bisa mencapai 2,5 meter.

Sisik di belakang tubuh dan ekornya memiliki warna kuning dengan bagian tepi hitam. Bagian perutnya cenderung berwarna kuning muda.

3. Ular Tampar

Ular Tampar

Ular berukuran kecil ini memiliki tubuh yang ramping serta panjang. Warna tubuhnya didominasi dengan cokelat kehijauan, namun sering juga terlihat abu-abu dengan bercak kecil berwarna kuning atau putih. Ular ini tidak berbisa bagi manusia, namun bisa mematikan untuk sesama ular.

Habitatnya tersebar di berbagai wilayah seperti hutan hujan tropis, pertanian, dan hutan dataran rendah. Ular tampar senang berburu di siang hari untuk mencari kodok, tokek, maupun jenis kadal kecil lainnya.

Ular ini memiliki taring yang bisa melukai sehingga harus tetap berhati-hati ketika melihatnya. panjang tubuhnya sekitar 25 cm dan bisa tumbuh hingga 140 cm.

4. Ular Weling

Ular Weling

Habitat asli jenis ular sawah weling berada di Asia Tenggara, termasuk diantaranya Indonesia. Keunikan ular ini terletak pada bagian kepalanya yang berbentuk lonjong dan menyatu dengan badan. Ular weling merupakan kelompok ular berbisa kuat.

Racunnya dapat menyebabkan kematian tingkat tinggi mencapai 70%. Spesies ini sangat mematikan dan berbahaya. Ular weling umumnya beraksi pada malam hari sehingga sulit diketahui kehadirannya. Ukuran tubuhnya termasuk sedang, hanya sekitar 1,5 meter.

Tubuhnya berwarna belang hitam putih, bagian kepalanya hitam dan ekor berwarna putih. Area perburuan hewan ini diantaranya seperti sisi jalan setapak, bangunan terbengkalai yang ada di hutan, hingga gorong-gorong air.

5. Ular Pucuk

Ular Pucuk

Varietas yang sering ditemukan di Indonesia adalah ular pucuk. Panjang tubuh sekitar 1 meter dan termasuk dalam kelompok ular tidak berbisa sehingga tidak berbahaya. Waktu aktif ular ini pada siang hari dan suka memangsa hewan kecil seperti kadal dan tikus.

Ular pucuk termasuk dalam tipe ular pohon bertubuh ramping dan kecil sehingga terlihat seperti pucuk tanaman dengan warna tubuh hijau terang.

Spesies ini memiliki taring belakang dan beberapa tahun terakhir telah menjadi hewan populer yang banyak dipelihara sehingga menjadi buruan pada pecinta reptil.

6. Ular Tanah

Ular Tanah

Jenis ular sawah berbisa satu ini bisa ditemukan di wilayah Indonesia. Tempat tinggalnya berada di tanah dan bisa memanjat pohon pendek. Umumnya sering dijumpai di daerah pinggiran ladang, hutan hujan tropis, dan sawah.

Hewan ini memiliki sifat agresif, terutama saat terancam. Bisa yang dimiliki ular tanah mengandung bahan anti koagulan yang mampu mencegah pembekuan darah. Spesies ini memiliki mekanisme pertahanan dengan menyemburkan bisa ke bagian mata.

Hal ini dapat menyebabkan luka permanen hingga kebutaan. Bentuk fisiknya tidak terlalu besar namun terlihat gemuk dengan corak khas berbentuk segitiga coklat pada sisiknya.

7. Ular Sapi

Ular Sapi

Ular yang tersebar di daerah tropis India hingga Indonesia ini sering ditemukan di persawahan, hutan basah dan kering, hingga pemukiman penduduk.

Ular sapi memang tidak berbisa, namun mempunya air liur yang mengandung bakteri sehingga dapat menyebabkan infeksi apabila menggigit manusia. Ular ini sering juga disebut dengan nama ular tikus. Umumnya bersifat defensif sehingga sangat sulit untuk didekati.

Tubuhnya bisa mencapai 3 meter dengan karakteristik berwarna coklat muda atau kekuningan. Sisi tubuhnya memiliki bercak kecil berwarna putih yang menjadi ciri khasnya.

Tubuh bagian bawahnya memiliki warna putih. Dari berbagai jenis, ular sapi merupakan yang paling sering berkeliaran di sekitar manusia.

8. Ular Sanca Bodo

Ular Sanca Bodo

Varietas ular sawah ini memangsa hewan berukuran sedang sampai besar diantaranya tikus, burung, musang, rusa, kijang, kera, kadal, burung, dan lainnya. Spesies ini bisa jadi ancaman bagi manusia karena memiliki kekuatan lilitan yang besar.

Ciri khasnya adalah pola sisiknya yang indah. Panjang tubuhnya bisa mencapai 7 meter dengan diameter besar seperti tiang telepon. Saat masih kecil, umumnya ular ini berada di atas pohon. Seiring pertambahan berat badannya, ular ini mulai merambat ke tanah.

Penglihatan ular ini buruk namun terbantu dengan reseptor yang ada pada lidahnya. Ular tidak berbisa ini mengalahkan mangsa dengan meremukkan tubuhnya hingga mati lemas.

9. Ular Sendok Jawa

Ular Sendok Jawa

Sama seperti namanya, habitat spesies ini berada di Pulau Jawa. Mendapatkan julukan sendok karena bentuk lehernya yang dapat memipih ketika merasa terancam. Sendok Jawa merupakan jenis kobra yang bisa menyemprotkan racun apabila merasa diganggu.

Disebut kobra karena hewan ini memiliki tulang rusuk serviks yang bisa mengembang dan membentuk tudung. Bisa ular ini mengandung neurotoksin yang bisa menyebabkan kelumpuhan.

Panjang rata-rata spesies ini diantara 1.3-1.8 meter. Apabila telah dewasa, warna tubuhnya kekuningan, kehitaman, dan cokelat.

10. Ular Bandotan Tutul

Ular Bandotan Tutul

Spesies ini termasuk dalam kelompok ular berbisa, tetapi tidak membahayakan manusia. Tubuhnya dapat memanjang hingga 1 meter. Jenis ular ini sering ditemukan di persawahan. Umumnya tubuhnya berwarna coklat agak hijau zaitun dengan corak kota di seluruh tubuhnya.

Terdapat garis membentang dari bagian mata dan membentuk huruf V. Mangsa kesukaannya adalah ikan dan katak. Hewan ini aktif sepanjang hari pada siang maupun malam hari.

Kenali beberapa jenis ular sawah yang mungkin bisa masuk ke rumah agar tidak kaget. Untuk dapat mencegah ular masuk, gunakan beberapa bahan yang tidak disukainya diantaranya seperti bawang putih, kayu manis, cuka, bawang merah, atau jeruk nipis. Sebarkan bahan tersebut di area rumah.