10 Hewan Paling Beracun di Dunia, Nggak Cuman Ular!

Posted on

Beberapa spesies di alam liar memiliki mekanisme pertahanan yang mematikan, bahkan beberapa diantaranya mendapat julukan hewan paling beracun di dunia. Keanekaragaman alam ini, mengundang kekaguman dan ketakutan sekaligus.

Keberadaan satwa beracun tidak hanya menjadi ancaman bagi sesama binatang, tetapi juga membahayakan bagi manusia. Pengetahuan mengenai hewan-hewan mematikan ini, memberikan wawasan mengenai cara berinteraksi dengan alam yang aman.

Meskipun berbahaya dan mematikan, keberadaan makhluk hidup beracun tersebut penting untuk menjaga ekosistem di alam liar. Jadi, kelestarian mereka harus tetap dijaga sebagai bentuk menghargai kompleksitas di planet ini.

Daftar Hewan Paling Beracun dan Mematikan di Dunia

Inilah hewan-hewan dengan pertahanan diri paling mematikan di dunia yang membuat makhluk hidup lainnya enggan mendekat.

1. Katak panah emas

Katak panah emas

Katak panah emas (Phyllobates terribilis) adalah hewan endemik di hutan hujan Kolombia yang paling mematikan. Memiliki racun batrachotoxin yang dapat membunuh manusia hanya dalam hitungan detik. Amfibi ini, berwarna kuning cerah atau emas dengan tubuh berukuran sekitar 2 sampai 3 cm.

Katak panah emas menyimpan batrachotoxin di dalam kulit. Mereka menggunakan racun tersebut untuk mempertahankan diri dari predator.

Saat merasa terancam, katak panah emas mengeluarkan batrachotoxin dari kulitnya. Jika terkena racun ini, korban akan mengalami kelumpuhan, atau bahkan kematian.

2. Ikan buntal

Ikan buntal hewan paling beracun di dunia

Ikan buntal (Tetraodontidae) dapat ditemukan hampir di semua perairan tropis di dunia. Hewan laut paling beracun di dunia ini, menyimpan neurotoksin pada kulit, jaringan otot, hati, ginjal, dan gonad.

Karena racun yang menyebar di seluruh tubuh dan organ dalam, ikan tersebut tidak boleh dikonsumsi oleh manusia. Namun, restoran-restoran di negara Jepang menyajikan menu olahan ikan buntal dengan sebutan fugu. Hanya koki terlatih dan berlisensi yang bisa memasak ikan beracun tersebut.

Racun pada ikan buntal lebih mematikan dari sianida. Gejala yang ditimbulkan, antara lain bibir dan lidah mengalami mati rasa, muntah, pusing, sulit bernapas, aritmia, dan kelumpuhan otot. Apabila penanganan terlambat, bisa mengakibatkan kematian.

3. Ular Viper

Ular Viper

Ular viper masuk dalam daftar melata paling berbahaya di dunia. Reptil ini, memiliki sisik seperti gergaji. Mereka sering kali ditemui di daerah gurun. Selain beracun, hewan tersebut juga memiliki kemampuan berkamuflase untuk mengelabui mangsa.

Ular viper cenderung aktif di malam hari, dan mengeluarkan suara desisan sebagai bentuk pertahanan diri. Perilaku ini disebut dengan strudulasi, yaitu ular membentuk gulungan dan menggosok sisik bersama-sama.

Ular viper merupakan predator yang memangsa berbagai macam hewan, seperti mamalia, burung, reptil, dan amfibi. Hewan ini, juga memiliki sifat agresif dan akan menggigit jika merasa terancam.

4. Semut maricopa

Semut maricopa

Semut maricopa (Pogonomyrmex maricopa) berasal dari Amerika Utara. Spesies semut pemanen ini, dikenal sebagai salah satu serangga paling beracun di dunia.

Semut maricopa memiliki ukuran tubuh cukup besar sekitar 1,5 sampai 2 cm. Hewan paling berbahaya di dunia tersebut berwarna coklat gelap atau hitam. Memiliki taring  kuat dan panjang yang berfungsi untuk menusuk mangsanya.

Racun semut maricopa mengandung campuran asam amino, peptida, dan protein. Menyebabkan rasa sakit yang parah, bengkak, atau kemerahan pada kulit.

Gigitan semut maricopa dapat menyebabkan reaksi alergi yang berlebihan dan mengancam nyawa.

5. Ikan lepu batu

Ikan lepu batu hewan paling beracun di dunia

Ikan lepu batu (Synanceia verrucosa) banyak ditemukan di perairan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia. Ukuran ikan tersebut relatif kecil sekitar 24 sampai 40 cm. Tubuh berwarna merah, coklat, orange, kuning, hitam, atau putih bercorak.

Warna tubuh membantu ikan lepu batu menyamarkan diri di antara batu karang dan tumbuhan laut. Mereka menyimpan racun pada duri-duri yang terdapat pada tubuhnya.

Racun ikan lepu batu dapat menimbulkan rasa nyeri dan kelumpuhan. Jika tidak segera ditangani dalam waktu 24 jam, racun dapat menyebar keseluruh tubuh dan bisa menyebabkan kematian.

6. Mamba hitam

Mamba hitam

Mamba hitam (Dendroaspis polylepis) adalah spesies ular berbisa terpanjang yang endemik di Afrika. Reptil ini, juga terkenal sebagai ular tercepat di dunia dengan kecepatan mencapai 20 km/jam.

Mamba hitam memiliki sifat agresif dan suka menyerang manusia. Biasanya, menggigit leher atau kepala korbannya. Bisa ular ini, mengandung neurotoksin yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian dalam waktu singkat.

Mamba hitam hidup di berbagai habitat, termasuk hutan, sabana, dan pegunungan. Hewan beracun ini, aktif di siang hari dan berburu mangsa mamalia kecil, seperti tikus, burung, atau kadal di malam hari.

7. Lalat tsetse

Lalat tsetse

Lalat tsetse (Glossina) adalah lalat besar penggigit yang dikenal sebagai pembawa parasit Trypanosoma brucei, penyebab penyakit tidur Afrika.

Tubuh lalat tsetse berwarna coklat kekuningan dengan  panjang sekitar 10 sampai 15 mm. Serangga ini, aktif pada siang hari dan hidup di daerah savana, hutan, dan tepi sungai.

Ketika lalat tsetse menggigit korbannya, parasit Trypanosoma brucei masuk ke dalam aliran darah, kemudian parasit tersebut menyebar ke seluruh tubuh, termasuk sistem saraf pusat.

Penyakit tidur Afrika menunjukkan beberapa gejala, seperti demam, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, dan gangguan tidur. Jika tidak segera ditangani, gangguan kesehatan tersebut dapat berakibat fatal.

8. Ubur-ubur kotak

Ubur-ubur kotak hewan paling beracun di dunia

Ubur-ubur kotak memiliki tubuh berbentuk kotak dan transparan. Ukurannya bervariasi, mulai dari 2 hingga 40 cm.

Ubur-ubur kotak memiliki empat tentakel yang dipenuhi dengan sel penyengat mengandung racun dengan panjang mencapai 2 meter.

Gejala yang ditimbulkan setelah tersengat racun ubur-ubur kotak, antara lain nyeri yang parah, kelumpuhan, bengkak, ruam, muntah, sesak napas, dan bahkan kematian.

Gejala sengatan yang dirasakan korban akan muncul dalam waktu kurang lebih 30 menit setelah sengatan. Inilah alasan ubur-ubur kotak dikenal sebagai hewan paling beracun sepanjang sejarah di dunia kelautan.

9. Siput air tawar

Siput air tawar

Beberapa spesies siput air tawar memproduksi racun sendiri untuk melindungi diri dari predator. Racun terdapat di dalam cairan yang dikeluarkan oleh siput, seperti lendir, air liur, atau air kencing.

Korban yang terkena racun siput air tawar akan mengalami mual, muntah, diare, kejang, atau bahkan kematian.

Contoh spesies siput air tawar beracun, antara lain keong mas (Pomacea canaliculata), keong sawah (Lymnaea), dan tutut (Pila Globosa).

10. Lebah Madu Afrika

Lebah Madu Afrika

Lebah madu Afrika (Apis mellifera scutellata) memiliki racun yang lebih kuat daripada lebah madu Eropa (Apis mellifera).

Racun lebah madu Afrika mengandung banyak melittin, yaitu protein yang memicu rasa sakit dan peradangan. Serangga ini, memiliki sifat agresif, dan cenderung menyengat ketika merasa terancam.

Lebah madu Afrika sangat produktif. Satu koloni dapat menghasilkan madu sebanyak 100 kg per tahun. Selain itu, serangga tersebut merupakan penyerbuk yang penting bagi tanaman-tanaman di sekitarnya.

Meskipun hewan paling beracun berbahaya bagi manusia, keberadaan mereka berperan penting dalam keseimbangan ekosistem. Perlindungan terhadap hewan-hewan mematikan tersebut tetap menjadi prioritas, sehingga keragaman hayati terus terjaga.