Orangutan Borneo, Tapanuli, dll: Primata Pintar yang Terancam

Posted on

Orangutan adalah contoh fauna Indonesia yang telah mendunia. Primata pintar ini kebanyakan ditemukan di Indonesia, tetapi ada juga yang hidup di Tiongkok Selatan dan Serawak, Malaysia. Saat ini mereka sudah masuk ke daftar merah IUCN (Uni Internasional untuk Konservasi Alam).

Itu artinya, populasi mereka di alam bebas sudah sangat terbatas. Berbagai upaya konservasi dilakukan untuk mempertahankan populasi yang ada. Memang banyak tantangan yang dihadapi primata ini selama hidup di alam liar.

Kebanyakan permasalahan disebabkan oleh perdagangan liar oleh manusia dan penebangan hutan ilegal yang menyebabkan hilangnya habitat asli. Penting bagi Anda mengetahui lebih dekat soal primata ini supaya membantu menjaga kelestariannya melalui pembahasan pada artikel ini!

Status Kelangkaan

Status Kelangkaan

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa primata ini merupakan salah satu yang masuk ke dalam daftar IUCN Red List. Semua satwa yang berada di dalam daftar tersebut tandanya berstatus terancam punah atau Endangered.

Kemudian IUCN melakukan pembaruan dan menyatakan bahwa primata ini sudah berstatus Critically Endangered. Itu tandanya populasi primata ini semakin terancam di alam liar dan mungkin punah dalam waktu dekat.

Ini terjadi pada Pongo abellii, disusul dengan Pongo lainnya. Penurunan populasi primata ini disebabkan oleh perburuan liar di kawasan hutan Kalimantan dan Malaysia.

Selain itu, penebangan hutan untuk pembukaan kebun kelapa sawit, tambang dan lainnya juga menyebabkan primata ini tergusur.

Jenis Jenis dan Asalnya

Primata yang merupakan keluarga dekat dari monyet ini mempunyai ukuran yang lebih besar. Mereka disebut sebagai hewan yang pintar karena berbagai hal. Dulu jenisnya hanya satu yaitu spesies pongo, tetapi sekarang terbagi menjadi tiga macam, di antaranya:

1. Orangutan Pongo

Orangutan Pongo

Mereka hidup di daerah Kalimantan bagian barat dan bagian tengah. Selama berada di alam bebas, mereka dapat hidup selama 35-40 tahun. Sedangkan di penangkaran dapat mencapai usia 60 tahun.

Ada lagi subspesies Pongo, yaitu Pongo Pygmaeus Pygmaeus yang berada di wilayah Serawak dan Kalimantan bagian barat laut.

2. Orangutan Sumatra (Pongo Abelii)

Orangutan Sumatra (Pongo Abelii)

Sedangkan Pongo abelii hanya tinggal di Sumatra. Umumnya mereka menempati kawasan Sumatra Utara dan Aceh. Suaka Margasatwa Bukit Lawang dan Taman Nasional Gunung Leuser menjadi tempat konservasi untuk melestarikan primata ini.

3. Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis)

Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis)

Spesies ini berada di Tapanuli, Sumatra. Jumlahnya sangat sedikit dan terbatas di ekosistem Batang Toru saja.

Habitat dan Persebarannya

Habitat dan Persebarannya

Orangutan adalah hewan yang berasal dari Indonesia, lebih tepatnya di pulau Kalimantan dan Sumatera. Namun beberapa juga telah dijumpai di gua-gua yang berada di Tiongkok atau Vietnam Utara.

Banyak yang berpendapat bahwa primata ini dulu tinggal di wilayah yang sangat luas secara menyebar, tetapi seiring waktu wilayah mereka mengalami penyempitan. Akhirnya mereka terpecah-pecah di beberapa pulau yang ada di Indonesia dan negara Asia di sekitarnya.

Mereka senang hidup di hutan hujan, karena habitat tersebut adalah sumber makanan yang berlimpah bagi mereka.

Ciri-ciri dan Karakteristik

Meski sudah banyak yang tahu tampilan dari primata ini, mungkin ada beberapa detail yang tidak terlalu dihiraukan. Orangutan asal Kalimantan atau Sumatra mempunyai tampilan berbeda. Namun secara umum, inilah ciri dan karakteristik mereka:

1. Warna Bulu

Warna Bulu

Untuk jenis yang mendiami hutan Kalimantan, mereka mempunyai bulu yang lebih gelap dan agak tipis dibandingkan jenis lain. Primata yang berada di Sumatra bulunya cenderung lebih terang dan sedikit oranye. Tetapi bulunya cukup panjang dan tebal.

2. Ukuran Tubuh

Ukuran Tubuh

Primata ini dapat tumbuh dengan bobot hingga 150 kg. Rata-ratanya sekitar 50 kg. Jenis primata asal Kalimantan mempunyai tubuh yang lebih besar ketimbang jenis dari Sumatra. Tubuh yang berat ini menyesuaikan dengan tubuh primata yang tinggi dan besar.

3. Bentuk Wajah

Bentuk Wajah

Untuk primata dari Sumatra mempunyai wajah dengan dagu yang sedikit oval. Sedangkan bentuk wajah primata dari Kalimantan lebih bulat dengan bantalan pelipis yang cukup besar. Primata yang mendiami Tapanuli cenderung lebih bulat.

4. Reproduksi

Reproduksi

Ini juga salah satu penyebab mengapa primata ini sulit menaikkan populasi. Mereka baru matang seksual ketika berumur 10 tahun. Setelah melakukan reproduksi, indukan akan berada di sisi anakan sampai 6-8 tahun.

Baru setelah anak bisa dilepas, indukan sudah bisa kawin lagi dengan pejantan. Tak heran kalau populasi primata ini semakin tergerus seiring waktu.

Makanan

Diet primata ini terbatas pada buah-buahan, karenanya mereka disebut sebagai kelompok frugivorous (pemakan buah). Tetapi ada beberapa kasus yang merekam bahwa primata ini menyukai kulit batang pohon tertentu, bunga dari tumbuhan epifit dan dedaunan.

Jika diuraikan dalam persentase, maka diet mereka terdiri dari 60% buah, 25% daun, 15% batang pohon, 10% serangga dan sisanya lain-lain. Ada juga primata yang sering mengonsumsi madu. Biasanya mereka menggunakan ranting untuk sogokan dan daun untuk melindungi wajah dari lebah.

Diet mereka yang tinggi akan gula ini justru membuat perut mereka terlihat buncit. Ditambah primata ini merupakan primata terbesar yang tinggal di atas pohon. Mereka jarang melakukan aktivitas fisik, sehingga kebanyakan dari makanan yang masuk ke dalam tubuh berakhir menjadi lemak.

Mereka memilih tinggal di atas pohon dengan ketinggian 10-30 meter. Di atas sana lebih mudah mendapatkan buah yang diinginkan tanpa harus berjalan mencari makan.

Perilaku dan Fakta Menarik

Tidak hanya memahami tentang persebaran dan karakteristiknya saja, pastikan Anda juga mengenali perilaku mereka ketika hidup di hutan. Berikut telah dirangkum fakta menarik seputar primata yang terancam punah ini:

1. Senang Hidup Sendiri

Banyak yang mengira kalau primata ini hidup secara berkelompok. Padahal mereka lebih suka hidup menyendiri. Sekiranya kelompokan pun hanya terdiri dari indukan betina dan anakan saja. Primata jantan lebih senang menjelajah dan mencari wilayah sendiri.

2. Umurnya Panjang

Memang betul bahwa primata ini dapat hidup dengan umur yang sangat panjang, bahkan seperti manusia. Paling lama primata yang hidup di alam liar mampu bertahan sampai usia 30-40 tahun. Hal ini karena semakin besar ukuran hewan, kemampuan mereka bertahan hidup pun lebih lama.

Apabila mendapat pertolongan manusia dengan tinggal di penangkaran, primata ini mampu hidup lebih lama dari angka tersebut.

3. Ukuran Lengan Lebih Panjang dari Kaki

Ada alasan mengapa hal ini terjadi. Primata ini senang bergelantungan di pohon. Dengan mempunyai tangan yang lebih panjang, memudahkan mereka untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lain.

Panjang lengan mereka bisa mencapai 2,2 meter. Padahal kebanyakan dari mereka hanya memiliki tinggi badan 1,5 meter. Tangan yang panjang juga memberikan kekuatan genggam yang lebih besar, sehingga mencegah mereka jatuh ke bawah.

4. DNA Mirip dengan Manusia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Washington University’s Genome Center, ditemukan bahwa DNA mereka sangat identik dengan DNA manusia. Kemiripannya sekitar 97 persen.

Terlepas dari itu, orangutan tapanuli, sumatra dan kalimantan adalah primata yang patut dijaga. Generasi mendatang mungkin tidak akan pernah melihatnya apabila perlindungan akan primata ini tidak ditegaskan. Maka sudah menjadi kewajiban masing-masing untuk membantu pelestarian mereka.