2 Cara Budidaya Belut Modal Kecil Rumahan dan Untung Besar

Posted on

Minat pasar belut terus meningkat seiring waktu. Sebagai bahan baku dari banyak masakan Indonesia, belut memang disukai karena rasa, tekstur dan kandungan gizinya. Asyiknya lagi, memulai budidaya belut caranya sangat mudah.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk budidaya, baik menggunakan lumpur atau tanpa lumpur. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu disesuaikan dengan modal dan gaya budidaya pribadi.

Lantas, penasaran bagaimana prosesnya dari awal sampai belut siap dipanen? Semuanya telah dikupas tuntas di bawah ini!

Cara Budidaya Belut dalam Drum

Sebaiknya pilih cara ini bagi yang baru memulai. Mungkin hanya butuh modal sekitar Rp500 ribu-Rp1 juta dan cocok dipakai di lahan terbatas. Adapun langkah-langkah yang perlu dipersiapkan di antaranya:

1. Buat Kolam dari Drum

Buat Kolam dari Drum

Drum akan diletakkan dengan posisi memanjang, kemudian lubangi bagian atas sehingga belut mempunyai ruang yang lebih leluasa. Kolam semi permanen ini lebih terjangkau daripada kolam terpal atau kolam permanen.

Beri penyangga pada kedua sisi drum agar tidak menggelinding. Tak lupa pasang saluran pembuangan dan tambahkan pelindung agar belut tidak kepanasan di siang hari.

2. Isi dengan Media

Isi dengan Media

Selanjutnya drum perlu diisi dengan media yang sesuai mirip habitat aslinya. Gunakan jerami setebal 50 cm pada bagian dasar drum.

Lalu tambahkan 1 liter starter mikroorganisme per drum, kompos setinggi 7 cm dan taburkan 5 kg lumpur kering dan pupuk TSP. Isi dengan air dan diamkan selama 14 hari untuk memaksimalkan proses fermentasi.

3. Pemilihan Bibit

Pemilihan Bibit Cara budidaya belut rumahan

Cara budidaya belut rumahan berikutnya adalah mengisi drum dengan bibit yang ukurannya 10-12 cm. Pilih bibit yang bergerak lincah dan tidak cacat. Pastikan ukurannya seragam agar belut tidak saling memakan atau menyerang satu sama lain.

4. Pemberian Pakan

Pemberian Pakan

Terdapat aturan ketat dalam pemberian pakan belut. Pakan belut kecil bisa berupa kecebong, larva ikan, cacing atau kutu air. Berikan dalam jumlah minimal 5% dan maksimal 20% dari bobot belut. Kurang lebih takarannya sekitar 500-1000 gram per periode.

Untuk belut dewasa perlu diberikan belatung, kata, ikan yang lebih kecil dan bekicot dengan takaran 1,5 kg hingga 2 kg. Pemberian pakan perlu dilakukan setiap 3 hari sekali dan lakukan saat sore hari.

5. Masa Panen

Masa Panen

Belut yang tumbuh dengan perawatan berkualitas sudah dapat dipanen setelah berusia 3-4 bulan. Tetapi waktunya bisa lebih lama lagi jika ingin menjual dengan bobot tertentu. Panen bisa dilakukan secara keseluruhan atau sebagian saja.

Jika hanya setengahnya, sisakan belut yang masih kecil agar dapat tumbuh lebih besar saat panen selanjutnya. Belut yang dipanen dapat dijual ke pasar ikan atau ke konsumen langsung dengan harga sekitar Rp30-Rp50 ribu per kilogram.

Cara Budidaya Belut di Kolam Tembok atau Terpal

Cara Budidaya Belut di Kolam Tembok atau Terpal

Cara ini lebih cocok bagi yang mau memulai budidaya skala menengah hingga besar. Itu artinya butuh ruang yang lebih luas untuk menampung belut-belut nantinya. Pilihannya bisa menggunakan kolam terpal atau kolam tembok permanen. Berikut panduannya:

1. Persiapan Kolam Budidaya

Untuk memudahkan penjelasan, artikel ini menjelaskan budidaya dengan kolam terpal. Maka hal yang perlu dipersiapkan dahulu yaitu kolam terpal berukuran 2-3 meter. Untuk cara ini pun tidak menggunakan lumpur, hanya air bersih.

Untuk itu perhatikan suhu air yang harus berkisar antara 25-28 derajat celsius dan pH air sekitar 6-7. Pasang sistem sirkulasi air yang lancar untuk memasok oksigen dan mencegah air keruh.

2. Penebaran Bibit

Jika sudah menyiapkan alat budidaya belut, berikutnya siapkan bibit berkualitas dengan ciri-ciri seperti berikut:

  • Tubuh tidak memiliki bekas luka atau cacat.
  • Bibit sehat dan bergerak lincah.
  • Ukuran seragam.

Bibit yang sudah didapatkan perlu dikarantina di wadah. Tujuannya agar memastikan tidak ada bibit yang membawa penyakit ke kolam budidaya nantinya. Beri obat khusus untuk membunuh bibit-bibit penyakit yang mungkin ada.

Selama karantina tak lupa beri pakan secara teratur. Jika sudah, terbarkan bibit di sore hari secara merata dan hati-hati.

3. Jenis Pakan yang Sesuai

Pakan belut harus terdiri dari pakan alami dan buatan. Belut termasuk ikan karnivora, sehingga disarankan memberi pakan dengan protein hewani.

Pastikan memilih pelet yang berkualitas agar kebutuhan gizi belut terpenuhi. Menggunakan pelet pabrikan akan menghemat biaya pakan untuk kolam budidaya dengan air jernih.

Tak lupa berikan pakan alami untuk memaksimalkan pertumbuhannya, contohnya yaitu jangkrik, cacahan siput, cacing tubifex, ulat hongkong, serangga air, kutu air, kecebong, kerang kecil, jentik nyamuk dan ikan rucah.

Pakan alami atau buatan perlu diberikan setiap 2 kali sehari pada pagi dan sore hari

4. Pemeliharaan

Mengingat kolam menggunakan air jernih, maka penggantian air tidak perlu dilakukan terlalu sering. Namun jika keruh segera ganti setiap 2-3 hari sekali. Cek pula kondisi air, pastikan berada pada suhu dan keasaman yang sesuai.

5. Pencegahan Penyakit

Belut yang berada dalam kolam rentan menularkan penyakit ke sesama. Pencegahan dapat dilakukan dengan memisahkan dulu belut yang sakit atau mati.

Kemudian beri pengobatan sesuai dengan kemungkinan penyakit yang dialami belut. Perkaya ilmu akan penyakit belut agar penanganannya tepat.

6. Panen

Terakhir panen belut setelah panjangnya mencapai 20-25 cm dan lakukan siklus budidaya seperti dari awal lagi.

Proses Pemijahan dan Pembibitan

Proses Pemijahan dan Pembibitan

Ketika memasuki masa perkembangbiakan, ada baiknya memisahkan indukan yang berkualitas untuk pemijahan yang optimal. Perhatikan langkah-langkahnya sebagai berikut:

  • Sediakan kolam berukuran 5×6 m dengan lumpur yang dicampur pupuk kandang untuk menampung 30 pasang indukan terbaik.
  • Isi kolam dengan air setinggi 15-20 cm.
  • Masukkan indukan dengan perbandingan 1 jantan dan 4 betina.
  • Pastikan kolam pemijahan bersuhu 28 derajat celsius. Biasanya pemijahan terjadi saat malam hari.
  • Ketika berhasil akan ditandai dengan adanya telur dekat lubang galian pejantan.
  • Beri pakan seperti cacing atau ikan cere sembari menunggu telur menetas.
  • Umumnya telur menetas pada hari ke-9 atau 10.
  • Saat anakan belut berusia 15 hari dan sudah tidak dijaga pejantan, anakan bisa dipindahkan ke kolam pendederan.
  • Siklus ini akan berulang sampai pejantan mengawinkan betina lainnya.

Budidaya Belut dengan Lumpur dan Tanpa Lumpur, Bagus Mana?

Budidaya Belut dengan Lumpur dan Tanpa Lumpur, Bagus Mana

Perbedaan pada media yang disuguhkan pada perkembangan belut ternyata cukup berpengaruh. Kalau masih bingung mending pilih yang mana, pertimbangkan masing-masing cara berdasarkan informasi berikut:

1. Kolam Lumpur

Lumpur yang dicampur dengan pupuk kandang dapat membuat ekosistem alami, sehingga belut dapat mencari pakan alami. Alhasil biaya pakan lebih murah dan belut akan merasa seperti hidup di habitat aslinya. Namun suit memantau kondisi belut karena mereka sering tersembunyi dalam lumpur.

2. Kolam Tanpa Lumpur

Kolam dan belut yang dipanen lebih bersih. Kapasitas kolam akhirnya lebih besar karena tidak menampung lumpur. Air yang jernih juga memudahkan mengontrol kondisi dan pertumbuhan belut.

Namun membutuhkan biaya yang lebih besar untuk pakan, karena mereka tidak bisa mencari pakan alami.

Analisis usaha budidaya belut masih terbuka lebar sekarang, memungkinkan keuntungan yang berlimpah dari usaha minim modal ini. Tertarik memulainya?