Ikan Baung Adalah: Jenis-jenis & Cara Budidaya di Kolam Terpal

Posted on

Ikan baung berasal dari perairan Indonesia dan dikenal sebagai ikan yang baru mulai dibudidayakan. Karena hal itu, informasi tentang perikanan ikan ini masih sangat terbatas. Bagi yang berencana ingin menekuninya, pastikan memahami dulu perilaku dan perawatan yang sesuai.

Ikan ini tidak seperti ikan budidaya biasanya. Bila hidup di alam bebas, ikan dapat tumbuh dengan panjang berbobot puluhan kilogram. Supaya ikan dapat tumbuh maksimal di kolam terpal atau tambak buatan, ketahui dulu hal-hal mendasar tentang ikan ini.

Meski jarang dibudidayakan, ikan ini banyak dicari untuk konsumsi karena rasanya yang gurih dan dagingnya lembut. Jelas ini bisa dijadikan sebagai ladang bisnis yang menggiurkan. Untuk mengawalinya, mari pahami sama-sama informasi di artikel berikut!

Sekilas tentang Baung

Sekilas tentang Baung

Ikan ini dikenal dengan nama seperti ikan beong, bawong, duri, baon, bawon, tagih, senggal, tiken dan lain sebagainya. Mereka merupakan ikan asli Asia dan bisa ditemukan di perairan air tawar, seperti di Chao Phraya, Mekong, Kalimantan, Sumatera dan Jawa.

Sebelumnya ikan ini pernah dikategorikan dalam marga Mystus, tetapi setelah ditemukannya baung dengan berat hingga 80 kg dan melebihi ikan Mystus lainnya, akhirnya baung masuk ke marga Nemurus.

Sayangnya populasi baung di alam liar terus menurun, hal ini dikarenakan penangkapan ikan dilakukan secara tidak bertanggung jawab. Baung yang tersisa hidup di air yang tenang, contohnya di sungai dengan arus lambat, rawa, danau dan waduk.

Bentuk Ikan Baung

Bentuk Ikan Baung

Sekilas tampilannya mirip dengan lele, apalagi ikan ini mempunyai sungut panjang dan tubuh yang tidak bersisik. Namun jika dilihat lebih jelas, baung mempunyai kepala yang lebih pipih daripada lele. Kepala baung cenderung berwarna cokelat hingga hitam, dan tidak tertutup kulit sehingga agar kasar.

Panjang baung rata-rata hanya 20 cm dengan bobot 150-200 gram. Tetapi jika diberi pakan dan tempat hidup yang memadai, baung bisa tumbuh sangat besar.

Mereka termasuk hewan yang suka berdiam di lubang-lubang tepi sungai, kemudian menangkap mangsa yang lewat. Baung akan menggunakan duri berbisa yang terdapat pada sirip dadanya apabila merasa terancam.

Meski begitu, baung termasuk ikan yang aman dikonsumsi. Tubuhnya berwarna putih kusam dan terdapat 3 pasang patil yang tumbuh di sekitar mulut baung.

Jenis-jenis Ikan Baung Besar

Setelah mengenali sedikit tentang ciri fisik baung, tak lupa pahami bahwa baung terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Ikan yang berada di perairan Jawa berbeda dengan jenis baung di Sumatera atau Kalimantan. Biar lebih jelas, perhatikan masing-masing perbedaannya di bawah ini:

1. Baung Tageh

Baung Tageh

Ikan yang mendiami perairan di Jawa ini disebut sebagai ikan tageh oleh masyarakat setempat. Sedangkan di Jawa Barat, ikan ini dinamakan ikan singgah, tetapi masyarakat Betawi menamainya sebagai ikan bawon.

Apa pun sebutannya, ikan ini mempunyai bentuk fisik yang khas. Tageh memiliki tubuh dengan panjang hingga 38 cm, menjadikannya sebagai baung paling besar ketimbang 2 jenis lainnya. Tageh banyak dijual di pasar tradisional. Salah satu masakan dari ikan ini yaitu mangut beong.

2. Baung Kuning

Baung Kuning

Jenis ikan ini hanya mendiami bagian barat pulau Jawa. Meski namanya baung kuning, ikan ini tidak mempunyai warna demikian. Justru tubuhnya cenderung berwarna cokelat kekuningan dengan garis tengah yang berwarna krem.

Baung kuning mempunyai panjang hingga 20 cm. ikan yang disebut juga dengan ikan senggal ini ditandai dengan adanya sirip punggung yang tidak mencapai sirip lemak.

3. Baung Putih

Baung Putih

Kalau baung satu ini biasanya mudah ditemukan di perairan Kalimantan, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi. Populasinya cukup banyak di sana, karena menawarkan perairan yang prima untuk pertumbuhan baung.

Baung putih mempunyai tubuh yang lebih pendek sekitar 20 cm. Tetapi kepalanya sedikit lebar dan pipih. Terdapat sirip yang lunak pada bagian punggungnya, sehingga terlihat seperti gerigi yang runcing.

Perbedaan Baung Jantan dan Betina

Perbedaan Baung Jantan dan Betina

Ketika ingin budidaya ikan ini, pastikan Anda mengetahui perbedaan baung betina dan jantan. Sebetulnya perbedaan antara keduanya tidak sulit diidentifikasi. Cirinya terdapat pada morfologi baung sendiri.

Baung yang mempunyai papilla di bagian belakang lubang genital adalah baung jantan, karena baung betina tidak mempunyai papilla. Selain itu, baung yang sudah dipijahkan atau matang gonad akan mempunyai papilla berwarna merah.

Sedangkan jika papilla belum berwarna merah, bisa dipastikan bahwa baung tersebut belum matang menjadi indukan yang pas, walau umurnya seharusnya sudah memasuki masa matang. Di sisi lain, baung betina yang siap dibuahi biasanya mempunyai perut yang lebih besar.

Pasalnya di dalam perut tersebut terdapat banyak telur baung yang menunggu dibuahi. Bagian genital baung betina pada fase ini pun membesar dan berwarna merah. Bila perut baung diraba dengan tangan, maka akan terasa lembut.

Cara Budidaya Ikan Baung di Kolam Terpal

Cara Budidaya Ikan Baung di Kolam Terpal

Biasanya baung dibudidayakan di kolam terpal, karena memudahkan pemeliharaan dan tidak membutuhkan tempat yang terlalu besar. Untuk mempunyai kolam terpal yang sesuai dengan pertumbuhan baung, ada baiknya ikuti persiapan yang dijelaskan di bawah ini:

1. Persiapan Kolam Terpal

Kolam terpal untuk budidaya baung lebih baik gunakan yang berbentuk persegi panjang. Pilih yang berukuran 1,5-2 meter atau bisa disesuaikan dengan ruang yang tersedia.

Bagi pemula yang baru pertama kali menggunakan kolam terpal, tak lupa berikan kayu di pinggir dan ujung kolam agar tidak roboh.

Taburkan kapur pada bagian dasar kolam untuk menghindari asam. Tak lupa berikan pupuk sebanyak 180-370 kg/hektare untuk membasmi hewan atau bakteri lain yang berpotensi mengancam kesehatan baung.

Lakukan tes air terlebih dulu. Air di dalam kolam harus berada dengan suhu antara 26-30 celsius, pH antara 4-9 ppm, kandung NH3 kurang 1,5 ppm dan kandungan oksigen terlarut minimal 1 mg.

2. Dapatkan Bibit Baung Unggulan

Setelah kolam sudah siap, dapatkan bibit baung unggulan dari peternak terpercaya. Pilih bibit yang menunjukkan pergerakan aktif, ukurannya seragam dan mempunyai berat sekitar 2-3 gram.

Ketika membawa baung dalam moda transportasi, pastikan plastik mempunyai oksigen yang cukup. Sebelum dimasukkan ke dalam kolam terpal, tuang ikan ke dalam bak yang diisi dengan air kolam agar bibit ikan dapat beradaptasi.

3. Penebaran Bibit

Setelah mendiamkan ikan di dalam bak, baung dapat ditebarkan dalam kolam pada saat suasana teduh. Disarankan melakukan penebaran bibit saat pagi atau sore hari, untuk mencegah panas sinar matahari.

4. Perawatan Baung

Untuk perawatan baung sendiri, Anda dapat memberi pakan berupa pelet jenis 781-2 SP sebanyak 3 kali sehari. Beri tambahan campuran pakan jagung, dedak dan ikan asin.

Selain itu, bila kolam terpal berada di cuaca yang panas, ada potensi air kolam menguap. Ada baiknya menambah air setiap 3 hari sekali. Kemudian baung sudah siap dipanen setelah berusia 4-5 bulan.

Ikan baung adalah ikan yang menguntungkan untuk dibudidayakan. Peluang bisnis akan ikan ini masih sangat besar karena belum banyak yang membudidayakannya. Sekarang, apakah tertarik memulai budidaya baung?