Budidaya Ikan Kembung bagi Pemula: Ini Keuntungan & Risikonya

Posted on

Ikan yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Indian Mackerel adalah salah satu ikan yang paling sering dijumpai di pasar. Sejuta manfaat terkandung di dalam ikan yang penuh nutrisi ini. Belum banyak yang tahu terkait ikan kembung apakah ikan laut.

Memang betul, ikan ini adalah ikan yang hidup di air asin. Tubuhnya dapat tumbuh hingga berukuran 35 cm apabila berada di habitat aslinya. Perkembangan ikan ini di perairan Indonesia pun sangat pesat. Populasinya banyak mendiami Laut Jawa dan sekarang banyak dibudidayakan oleh masyarakat.

Tidak heran, banyak yang mengincar ikan ini untuk mendapatkan manfaat gizinya. Harganya pun lebih terjangkau dibandingkan ikan laut lain. Oleh karenanya, kenali lebih dekat tentang ikan ini dan cara budidaya yang mudah untuk pemula!

Jenis Ikan Kembung yang Enak

Jenis Ikan Kembung yang Enak

Ketika ingin memulai budidaya, ketahui mana jenis yang bagus agar laris di pasaran. Secara umum ada tiga spesies ikan yang dikenal di dunia. Akan tetapi hanya ada dua spesies yang hidup di sekitar Teluk Jakarta, di antaranya:

  • Ikan Restrelliger kanagurta: Ini adalah ikan yang dikenal juga dengan nama ikan banyar. Ikan ini terdiri dari ikan jantan dan betina. Pemijahan terjadi dua kali di musim timur (Juni-Agustus) dan musim barat (Februari-April).
  • Ikan Rastrelliger brachysoma: Sedangkan ikan ini adalah kembung yang mempunyai corak khas pada tubuhnya. Pada kembung jantan terdapat totol hitam di sekitar sirip dada. Sedangkan kembung betina memiliki perut yang lebih lebar dan besar.

Ciri Ciri Ikan Kembung Jantan dan Betina

Setelah mengetahui jenis kembung yang bisa ditemukan di Indonesia, ketahui juga cara membedakan mana kembung jantan dan betina dengan mengenali ciri-ciri fisiknya. Adapun hal yang perlu dipahami yaitu sebagai berikut:

1. Kembung Jantan

Kembung Jantan

  • Panjang tubuh berukuran 18-30 cm
  • Warna abu perak
  • Terdapat corak titik gelap pada punggung
  • Tanda bintik hitam dekat sirip dada
  • Ukuran tapis insang besar
  • Sirip punggung kuning dan ujungnya hitam

2. Kembung betina

Kembung betina

  • Panjang tubuh berukuran 19-22 cm
  • Warna kuning keemasan.
  • Ekor berwarna keemasan.
  • Ukuran tapis insang kecil.
  • Bentuk tubuh pipih.
  • Ada bintik hitam di bagian tubuh atas.

Habitat Asli

Habitat Asli

Sebagai ikan laut, tentu ikan ini cenderung senang hidup di perairan dalam. Habitatnya di Indonesia tersebar di Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa, Selat Malaka dan Indo-Pasifik Barat. Kebanyakan kembung hanya naik ke perairan yang lebih dangkal, seperti pesisir hanya saat malam hari.

Sedangkan saat siang hari, kembung justru akan berenang lebih dalam untuk mendapatkan suhu air yang lebih sejuk. Pergerakan kembung juga dipengaruhi oleh plankton yang mana merupakan makanan utamanya.

Kembung akan mengikuti perubahan suhu, salinitas, dan pergerakan plankton, sehingga tidak begitu mudah ditemukan di kawasan lepas pantai.

Cara Budidaya Ikan Kembung

Cara Budidaya Ikan Kembung

Mendapatkan kembung langsung dari laut bisa dilakukan dengan memancing. Namun itu memakan waktu yang sangat lama dan kurang efisien. Sekarang banyak pebisnis yang budidaya kembung untuk dipasok ke pasar atau dijual sebagai makanan jadi. Berikut urutan budidaya yang benar:

1. Persiapan Bibit

Bibit yang tidak sehat langsung terlihat dari pergerakannya yang tidak lincah. Itu adalah bibit yang tidak boleh digunakan, karena memengaruhi keuntungan nantinya.

Dapatkan bibit yang anggota tubuhnya lengkap dan bergerak secara lincah. Karenanya, penting mendapatkan langsung dari penjual yang terpercaya.

2. Buat Kolam yang Sesuai

Siapkan kolam dengan ukuran sesuai lahan yang tersedia. Buat dengan ketinggian pematang sekitar 1,5-2 meter. Lalu isi kolam dengan air setinggi 60-100 cm. Kemudian masukkan bibit kolam dan tunggu selama 1 minggu sampai ekosistem kolam berkembang.

Perhatikan juga suhu air kolam, jangan sampai lebih dari 30 derajat celsius. Kembung lebih menyukai air dengan pH 4-9 ppM. Barulah lakukan penebaran bibit saat pagi atau sore hari.

3. Sesuaikan Pakan

Kembung perlu diberi makan 2-3 kali sehari. Tujuannya agar ikan kembung cepat besar. Pakan yang digunakan sama seperti ikan lainnya. Sesekali beri pakan alami seperti cacing, lumut dan mikroorganisme. Jangan sampai telat memberi makan karena bisa menyebabkan ikan stres.

4. Cek Kesehatan Berkala

Selamat budidaya, perhatikan pula kesehatan ikan. Periksa apakah ada ikan yang menunjukkan gerakan tidak normal atau ada anggota tubuh yang hilang. Dikhawatirkan ada penyakit yang berisiko mengancam kembung lainnya.

5. Perawatan Ikan yang Sakit

Jika menemukan kembung yang sakit, lakukan pengobatan yang sesuai. Misalnya ikan diduga mengalami infeksi, segera pisahkan dari kolam.

Kemudian bersihkan dan jaga kualitas air kolam. Pastikan sirkulasi air kolam lancar dan tidak tersumbat kotoran. Perhatikan pula makanan yang digunakan, bisa jadi itu penyebab dari masalah penyakit pada ikan.

6. Pemanenan

Ikan yang memasuki periode pemijahan akan menghasilkan telur di kolam yang sama. Nantinya Anda harus mengecek secara berkala dan memindahkan telur-telur terebut ke akuarium berukuran 65x45x45 cm. Dalam satu kali pemijahan, ikan bisa menghasilkan 10.000 telur.

Untuk waktu panen, biasanya kembung sudah bisa dijual setelah berusai 3-6 bulan. Berat dan kualitas kembung akan memengaruhi harga jualnya.

Namun proses pembesaran akan dipengaruhi oleh suhu air dan kualitas pakan yang diberikan. Sesaat setelah dipanen, kembung dapat dijual mentah atau dalam bentuk olahan, salah satunya yang terkenal ikan pindang.

Keuntungan dan Risiko Budidaya

Keuntungan dan Risiko Budidaya

Ikan ini termasuk dalam ikan yang tumbuh dengan cepat dan tidak membutuhkan perawatan rumit. Bahkan ikan bisa dipelihara di tempat terbatas, asalkan sirkulasi air tetap lancar. Sebelum memulai bisnis budidaya ini, pertimbangkan lagi keuntungan dan risikonya di bawah ini:

1. Keuntungan

  • Harga ikan stabil di pasar.
  • Permintaan akan ikan ini cukup tinggi.
  • Pertumbuhan ikan sangat cepat minimal 3 bulan dan sudah bisa dipanen.
  • Tidak membutuhkan biaya pemeliharaan yang mahal.
  • Dapat diolah menjadi berbagai produk yang harganya lebih tinggi daripada ikan segar.
  • Hampir tidak ada efek samping ikan kembung.

2. Risiko

Sayangnya ikan ini tergolong ikan dengan imunitas rendah, sehingga mudah sekali terserang oleh penyakit menular.

Pertumbuhan penyakit bisa disebabkan oleh bibit yang tidak berkualitas, kolam yang tidak bersih, sirkulasi air tidak lancar atau kurangnya perawatan pada ikan. Meski biaya pemeliharaan murah, budidaya kembung cukup menguras tenaga.

Produk dari Kembung

Produk dari Kembung

Kembung yang siap dipanen dapat diolah menjadi beberapa produk lain atau sebagai ikan segar. Harganya lebih mahal apabila kembung telah diolah. Biasanya pengolahan kembung juga bertujuan untuk menambah masa simpan.

Contoh olahan dari kembung yang laku di pasaran yaitu ikan asin atau ikan peda dan ikan pindang. Terkadang kembung jantan yang masih kecil dicari para pemancing sebagai umpan untuk ikan cakalang.

Bagi yang ingin menjualnya sebagai ikan segar, sebaiknya jual ikan yang berukuran 25 cm. Harganya terjangkau bagi masyarakat dan menguntungkan bagi pembudidaya.

Daerah penghasil ikan kembung di Indonesia sangat banyak, inilah yang membuat minat dan harga di pasar pun stabil, menjadikannya sebagai bisnis yang bagus untuk ditekuni. Sebelum memulai, tak lupa perkaya diri dengan pemahaman akan ikan ini.