Cara Ternak Belut Agar Cepat Besar, Modal Hanya Rp500 Ribuan

Posted on

Selain lele, belut adalah ikan yang cukup banyak dijual di pasar. Meski bentuknya seperti ular, belut tetap masuk dalam golongan ikan-ikanan. Mulai banyak yang tertarik mencari cara ternak belut, karena harga jualnya cukup tinggi. Apalagi jika sudah diolah menjadi makanan.

Belut disukai berkat kandungan gizi yang lengkap. Selain itu, belut hasil budidaya pun mempunyai daging yang lebih empuk. Umumnya ikan ini banyak ditemukan di sawah dan sungai. Tetapi jika harus menangkap setiap hari untuk dijual tentu tidak efisien.

Justru berisiko mengancam ekosistem lokal akibat penangkapan yang berlebihan. Jelas budidaya belut lebih baik. Pemeliharaan dapat dilakukan di rumah menggunakan ember-ember atau kolam terpal. Untuk lebih jelasnya, pelajari dasar-dasar budidaya di bawah ini!

Peluang Usaha Ternak Belut

Peluang Usaha Ternak Belut

Minat akan ikan ini cukup tinggi, baik untuk konsumsi rumah tangga, bahan baku industri dan lain sebagainya. Adanya target pasar yang besar membuat usaha budidaya ini sangat bagus dilakukan oleh siapa saja.

Jika tidak ingin menjual ke dalam negeri, terdapat pula peluang ekspor belut ke negara-negara seperti Jepang, Hongkong, Perancis, Malaysia dan Taiwan. Harga jualnya pasti lebih tinggi, namun membutuhkan persiapan yang ekstra.

Bagi yang baru memulai tidak usah jauh-jauh dulu, karena Indonesia masih mempunyai target pasar yang cukup luas. Modalnya pun tidak perlu besar. Budidaya dapat dimulai dengan skala kecil di ember, lalu seiring waktu menggunakan kolam terpal yang mana cukup murah juga.

Jenis-jenis Belut

Tidak banyak yang tahu bahwa belut ternyata terbagi menjadi beberapa jenis. Jika ingin memulai budidaya, lebih baik kenali dulu belut yang biasa dikembangbiakkan untuk target pasar yang ada. Inilah beberapa jenis yang paling umum:

1. Belut Air Asin

Belut Air Asin

Siapa sangka ternyata ada spesies belut yang hidup di laut? Belut ini menyukai perairan dengan tingkat salinitas yang tinggi. Kalau menemukan menu belut di restoran hidangan laut, biasanya ini adalah belut yang digunakan. Habitatnya yang asin membuat ikan ini memiliki rasa yang gurih dan segar.

2. Belut Lumpur

Belut Lumpur

Spesies belut selanjutnya adalah kebalikan dari spesies pertama. Belut ini menyukai tempat yang rendah oksigen seperti perairan yang berlumpur.

Tubuhnya lebih berisi dibandingkan belut sawah, meski tampilannya mirip. Selain itu belut ini juga memiliki alat pernapasan tambahan di bawah leher yang berupa jengger.

3. Belut Sawah

Belut Sawah

Ini adalah spesies ternak belut yang paling umum diperjualbelikan, sehingga harga belut untuk ternak ini lebih terjangkau dibandingkan yang lain. Tubuhnya panjang dan ramping.

Kulitnya cenderung cokelat gelap hingga keabuan. Belut ini banyak ditemukan di sungai kecil, sawah dan rawa. Kemampuan adaptasi mereka sangat baik yang memungkinkan mereka dapat berkembang dan hidup di mana saja.

4. Belut Bandeng

Belut Bandeng

Kalau belut identik memiliki aroma lumpur saat dikonsumsi, belut ini tidak demikian. Tak heran kalau usaha kuliner biasanya menggunakan spesies ini untuk diolah. Belut bandeng dapat hidup di air jernih. Mereka mempunyai tubuh yang pipih, panjang dan ramping. Rasanya pun lezat.

5. Belut Nil

Belut Nil

Belut berikutnya adalah belut yang dapat ditemui di perairan air tawar, seperti danau dan sungai. Maka dari itu belut ini sering dinamakan sebagai belut air tawar. Tubuh mereka lebih ramping dan warnanya pun lebih gelap daripada belut sawah atau lumpur.

Belut ini dapat bermigrasi ke tempat yang jauh. Mereka akan pergi ke laut untuk berkembangbiak, lalu kembali ke air tawar lagi setelah masanya selesai.

Cara Ternak Belut Kolam Terpal

Cara Ternak Belut Kolam Terpal

Kolam terpal adalah solusi bagi yang ingin memulai budidaya belut dengan anggaran minim. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika ingin menggunakan kolam terpal untuk budidaya belut. Pahami persiapan yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:

1. Buat Kolam Budidaya yang Memadai

Daripada membuat kolam permanen yang membutuhkan biaya lebih, tidak ada salahnya menggunakan kolam terpal. Pemasangan kolam ini lebih praktis dan cepat. Namun jika berniat menggunakan kolam permanen.

Kolam dapat diisi dengan air jernih. Bahkan ini lebih disarankan karena tidak akan menambah ruang. Ini juga memungkinkan untuk menampung lebih banyak bibit belut.

Kunci terpenting saat budidaya belut adalah memastikan sirkulasi air tetap lancar. Tujuannya agar pasokan oksigen dapat memenuhi kebutuhan belut di kolam. Tak lupa perhatikan keasaman air, belut dapat hidup optimal di pH 9.

2. Pemilihan dan Penebaran Bibit

Mengingat belut adalah ikan yang kanibal, penting sekali memilih bibit yang berkualitas untuk mengurangi risiko tersebut. Setelah kolam terpal siap, segera dapatkan bibit dengan ciri-ciri berikut:

  • Tidak ada tanda luka pada tubuh belut.
  • Tidak ada kecacatan pada anggota tubuh belut.
  • Pilih bibit dengan ukuran yang seragam atau sama besar.

Ketika mencari bibit, dapatkan langsung dari tempat budidaya bibit terpercaya. Pastikan juga bibit memang dikembangbiakkan dari tempat tersebut, bukan belut hasil tangkapan di sawah atau sungai.

Biasanya belut alami ditangkap dengan setrum yang menimbulkan luka pada kulit. Nantinya penebaran bibit dapat dilakukan di sore atau pagi hari agar bibit tidak kepanasan.

3. Pemberian Pakan

Pakan alami belut yang disarankan adalah bekicot, daging ayam cincang dan limbah ikan. Sesekali berikan pakan alami untuk menambah nutrisi yang dibutuhkan belut. Kualitas pakan pasalnya akan berperan penting dalam pertumbuhannya.

Berikan pula pelet yang berkualitas untuk menambah bobot belut. Pakan dapat diberikan setiap 3-4 kali sehari. Semakin belut dewasa, pakan yang dibutuhkan akan semakin dikit.

4. Pemeliharaan Belut

Sebagai peternak, tugas Anda bukan hanya memberi makan saja. Resiko ternak belut yang tidak dirawat dengan baik adalah kanibalisme yang menyebabkan populasi kolam menurun. Ini juga berujung pada menurunnya keuntungan.

Karenanya untuk mencegah terjadinya masalah tersebut, pastikan kualitas air sesuai dengan kondisi hidup belut.

5. Masa Panen

Sebetulnya tidak ada waktu pasti kapan belut harus dipanen, karena belut dapat digunakan sebagai bahan makanan kapan saja. Lebih baik panen belut saat berusia 3-4 bulan. Tubuhnya cukup berisi dan ukurannya pas untuk konsumsi rumah tangga.

Tetapi pisahkan belut yang berkualitas bagus, lebih baik jadikan sebagai indukan untuk menghasilkan anakan yang berkualitas pula. Penangkapan belut bisa dilakukan dengan tangan biar sekaligus menyortir berdasarkan ukuran.

FAQ

Apakah usaha belut cocok buat pemula?

Untuk memulai bisnis ini hanya dibutuhkan pemahaman akan perawatan dan pemeliharaannya saja. Belut termasuk ikan yang tidak mudah mati. Mereka dapat bertahan hidup dengan lingkungan apa pun, menjadikannya sebagai bisnis budidaya yang bisa dilakukan oleh pemula.

 

Berapa modal usaha belut?

Besaran modal tergantung dari skala usaha yang dijalankan. Bila hanya menggunakan wadah seperti ember, modalnya mungkin hanya sekitar Rp500 ribuan.

Akan tetapi harga bibit, peralatan, dan pakan mungkin berbeda di setiap daerah. Bagi para pemula, lebih baik tidak mengeluarkan biaya terlalu banyak.

 

Pakan ternak belut yang murah dan perawatan yang mudah menjadikannya sebagai ikan yang menguntungkan untuk budidaya. Biasanya belut diolah menjadi keripik belut, sop belut, belut goreng, belut bakar dan lain sebagainya.