Usaha Ternak Sapi, Panduan Praktis untuk Memulai Hingga Sukses

Posted on

Ternak sapi memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan daging dan produk susu bagi masyarakat. Praktik ini, telah menjadi bagian integral dari sektor pertanian negara karena menyediakan sumber protein dan nutrisi.

Tidak hanya berkontribusi terhadap ketahanan pangan, peternak sapi memberikan dampak secara signifikan terhadap aspek ekologi dan lingkungan. Pemilihan jenis pakan hingga sistem pengolahan limbah menjadi faktor kunci dalam produktivitas hasil ternak dan berkelanjutan lingkungan.

Namun, ada tantangan yang mungkin dihadapi oleh peternak sapi, antara lain perubahan iklim ekstrim, penyakit hewan, dan fluktuasi harga pakan. Jika ingin memulai usaha tersebut, tidak ada salahnya Anda mempelajari tips berikut ini.

Rekomendasi Jenis Sapi Ternak Terbaik

Pemilihan jenis sapi memberikan pengaruh terhadap keberhasilan usaha ternak. Setiap jenis sapi, memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari produktivitas hingga adaptasi terhadap lingkungan.

Berikut ini, daftar jenis sapi yang tepat untuk keberlanjutan usaha peternakan.

1. Sapi ongole

Sapi ongole

Sapi ongole adalah jenis zebu atau lembu berpunuk yang berasal dari India. Memiliki ciri-ciri fisik berwarna putih abu-abu, dan bagian mata dikelilingi warna hitam.

Gumba dan gelambir sapi ongole besar menggantung. Kepala panjang, telinga kecil, ukuran tanduk sedang, serta kaki yang ramping dan kuat.

Umumnya, sapi ongole digunakan sebagai lembu pekerja. Di Indonesia jenis sapi ini, dikembangbiakkan untuk dimanfaatkan dagingnya.

Keunggulan sapi ongole, antara lain kuat, tahan terhadap penyakit hewan, produktif, dan memiliki daging berkualitas.

Daging sapi ongole memiliki tekstur empuk, berwarna merah segar, dan aroma yang khas. Kandungan lemak tergolong rendah, sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.

2. Sapi Limosin

Sapi Limosin

Sapi limosin adalah jenis lembu potong yang berasal dari Perancis, terutama daerah Limosin dan Marche.

Sapi limosin memiliki tubuh yang besar dan berotot. Bobot sapi jantan mencapai 1.000 kg, sedangkan berat rata-rata sapi betina sekitar 650 kg.

Kulit sapi limosin berwarna merah keemasan dan bebas dari pigmentasi. Kepala kecil pendek dengan dahi dan moncong lebar, serta memiliki tanduk tips berwarna terang.

Pertumbuhan sapi limosin tergolong cepat, serta efisien dalam menghasilkan daging berkualitas dengan tekstur lembut dan juicy. Kandungan lemak daging sapi limosin cukup rendah.

Sama seperti sapi ongole, sapi limosin juga memiliki ketahanan terhadap berbagai penyakit hewan.

3. Sapi brahman

Sapi brahman

Sapi brahman adalah jenis lembu potong yang berasal dari India, kemudian masuk ke Amerika dan dikembangbiakkan pada tahun 1849. Sapi dengan mutu genetik terbaik diekspor ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Sapi brahman termasuk ke dalam jenis sapi zebu, yaitu memiliki ciri dengan punuk yang besar dan kulit longgar.

Ternak sapi brahman memiliki beberapa keunggulan, diantaranya tahan terhadap penyakit, mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, dan produktivitas daging sangat tinggi.

Di Indonesia, sapi brahman disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan kualitas daging sapi lokal.

Sapi brahman memiliki punggung melengkung dengan punuk besar, kulit longgar, telinga panjang menggantung, serta kaki yang kuat dan kokoh.

Tekstur daging sapi brahman empuk dan mengandung banyak protein. Selain itu, kandungan lemak dan kolesterol sangat rendah.

4. Sapi Madura

Sapi Madura

Sapi Madura adalah lembu potong hibrida asli Indonesia hasil persilangan antara banteng dengan lembu zebu. Secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal, serta tahan terhadap penyakit hewan.

Bentuk tubuh sapi Madura tergolong kecil dengan kaki pendek dan kuat. Kulit didomunasi warna merah bata agak kekuningan. Bagian perut hingga paha berwarna putih.

Daging sapi madura berwarna merah segar, rasanya gurih dan lezat, serta memiliki kandungan lemak yang rendah.

5. Sapi Bali

Sapi Bali

Kulit sapi Bali berwarna hitam pekat dengan corak putih di bagian, sahi, leher, dada, dan kaki. Memiliki badan besar dan berotot dengan kaki yang kuat.

Tanduk sapi Bali sedikit berbeda dengan lembu lokal pada umumnya, yaitu melengkung ke atas.

Cara ternak sapi Bali relatif mudah karena tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk panas dan lembab. Jenis sapi ini, memiliki sifat yang mudah dijinakkan.

Keunggulan sapi Bali, antara lain produksi daging cukup tinggi dan berkualitas baik.

Selain sapi potong di atas, ada beberapa jenis sapi yang dikembangbialkan untuk dimanfaatkan dagingnya, seperti sapi simental dan sapi aberdeen angus.

Sedangkan sapi yang dikembangbiakkan untuk diambil susunya, antara lain friesian holstein, Jersey, milking shorthorn, brown Swiss, guernsey, ayrshire, dan sahiwal.

Cara Memulai Usaha Ternak Sapi

Berikut ini, langkah-langkah praktis untuk memulai usaha peternakan sapi.

1. Menyiapkan modal usaha

Menyiapkan modal usaha

Untuk usaha skala kecil, modal yang dibutuhkan sekitar Rp50.000.000 hingga Rp100.000.000. Modal tersebut digunakan untuk pembelian sapi, pembuatan kandang, dan penyediaan pakan.

Untuk usaha skala menengah, modal yang dibutuhkan sekitar Rp100.000.000 hingga Rp500.000.000. Modal tersebut digunakan untuk pembelian sapi, pembuatan kandang, penyediaan pakan, dan pembelian peralatan ternak.

Untuk usaha skala besar, modal yang dibutuhkan bisa mencapai miliaran rupiah. Modal tersebut digunakan untuk pembelian sapi, pembuatan kandang, pengadaan pakan, pembelian peralatan peternakan, dan pembelian lahan.

2. Mempersiapkan kandang

Mempersiapkan kandang

Pilih lokasi kandang sapi yang teduh, berudara segar, dan jauh dari sumber pencemaran. Sebaiknya, terpisah dari rumah dan pemukiman warga untuk menghindari penularan penyakit.

Luas kandang disesuikan dengan jumlah hewan ternak. Untuk sapi dewasa, ukuran kandang yang ideal sekitar 1,5 × 2 meter per ekor.

Kandang harus kuat dan kokoh, ventilasi yang baik, serta tempat pakan dan minum memadai. Pastikan lantai selalu kering dan bersih.

3. Pemilihan bibit sapi unggul

Pemilihan bibit sapi unggul

Pilih jenis sapi yang sesuai dengan tujuan usaha peternakan. Jika tujuan ternak untuk menghasilkan daging, maka pilih jenis sapi yang memiliki pertumbuhan daging cepat.

Jika tujuan ternak untuk menghasilkan susu, maka pilih jenis sapi yang bisa memproduksi susu lebih dari 20 liter per hari.

Faktor keturunan juga perlu diperhatikan. Bibit sapi unggul memiliki peluang lebih besar untuk menjadi sapi yang unggul pula.

4. Memberikan makanan berkualitas

Memberikan makanan berkualitas

Nutrisi yang dibutuhkan sapi, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan sumber energi lainnya.

Kebutuhan nutrisi sapi ternak didapat dari pakan hijau dan konsentrat. Pakan hijau berasal dari tanaman, seperti rumput, leguminosa, dan daun-daunan.

Pakan konsentrat merupakan campuran dari berbagai bahan, seperti bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dedak halus, tepung jagung, garam dapur, dan tepung tulang.

5. Perawatan Sapi Secara Menyeluruh

Perawatan Sapi Secara Menyeluruh

Selain menyediakan kandang yang memadai dan pakan, Anda perlu memperhagikan kesehagan sapi ternak.

Pemeriksaan kesehatan sapi  dilakukan secara rutin. Biasanya, dokter hewan akan memeriksa kondisi fisik, serta cek darah dan feses.

Agar sapi terhindar dari penularan penyakit, kebersihan sapi dan kandang harus dijaga. Lakukan pembersihan kandang setiap hari.

Pastikan tidak ada kotoran sapi di dalam kandang karena bisa menjadi sumber penyakit.

Ternak sapi tidak hanya menghasilkan daging sebagai sumber protein penting, tetapi juga menyediakan bahan baku untuk produk olahan susu.

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas hasil peternakan perlu didorong untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha ternak.